Mendidik Budaya dan Karakter Bangsa
Melalui Pengembangan Nilai-nilai
Pancasila
Pada Diri Kaum Muda
Naskah ini diajukan dalam
rangka lomba esai untuk memperingati hari lahirnya Pancasila di Universitas Jember
Disusun oleh : Mada Karipura
NIS : 003428
SMA NEGERI 2 BATU
Jl. Hassanudin Junrejo,Kec. Batu.Telp
(0341)465454 Kota Batu
Para orang dewasa sekarang ini
terlalu sibuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga lupa bahwa
generasi mudanya telah dimandikan pelajaran-pelajaran yang salah di dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengiming-imingi masa depan
dengan kehidupan yang berkualitas. Semua orang berusaha keras mengikuti
perkembanganya dan menerima semuanya.. Akibatnya pelajaran-pelajaran yang
diterima kaum muda berasal dari kiblatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang tidak lain adalah Negara-negara maju. Negara-negara yang jelas
memiliki ideology yang berbeda dan pasti salah satunya ada yang bertentangan
dengan keyakinan bangsa Indonesia. Sehingga secara langsung dengan koneksi
internet, kaum muda mengideologikan liberal dan komunis, karena banyak kaum
muda yang mengidolakan Taylor swift dan K-POP berada di USA dan Korea Utara.
Kaum muda saat ini yang begitu
rentan terombang-ambing perkembangan zaman dengan alasan mengikuti trend masa
kini. Bahkan orang-orang tua saat ini yang seharunya menjadi contoh, malah ikut
dalam arus perubahanya. Seperti misalnya demam K-POP secara cepat berubah
menjadi demam Bolly Star Vagansa, budaya baru menggunakan baju minim atau
terbuka, berhenti mengikuti kebudayaan menggunakan bahasa krama dengan alasan
norak, tidak gaul dan seterusnya. Semua orang termasuk kaum muda berusaha mengikuti, mengakui dan
berpura-pura menjadi orang asing yang dianggap lebih modern dan tidak lagi menjadi
orang Indonesia berideologikan Pancasila.
Tidak hanya sekedar itu saja hal
negatif yang dilakukan kaum muda, banyak sekali prilaku menyimpang yang tidak
didasari oleh ideology Pancasila. Seperti
acara hura-hura sepasang kekasih yang marak dalam kehidupan remaja masa
kini seperti acara Valentine Day yang tidak akan biasa-biasa saja bagi remaja.
Bukan perayaan kanak-kanak yang akan diisi acara biasa-biasa saja tetapi
dibarengi dengan paket Valentine yang
begitu mudahnya didapat di supermarket, seperti di kawasan Surabaya. Isi dari
paket valentine yang tidak lain adalah coklat, bir dan kondom, hasil dari razia
Valentine Day di sejumlah supermarket di Surabaya. Bahkan sampai penurunan
kebijakan oleh wali Kota Surabaya untuk melarang kaum muda merayakan hari
valentine. Bukankah ini sudah keterlaluan hingga pemerintah harus turun tangan
dalam upaya preventif untuk menyelamatkan kaum muda.
1.
Sungguh kenakalan remaja masa kini
sudah sangat seriuas, bukankah telah disiarkan dalam acara berita televisi
dengan sekian banyaknya kenakalan remaja yang terjadi di kalangan mereka saat
ini. Tidak hanya demonstrasi anarkis dan kekerasan yang dilakukan mahasiswa,
tidak hanya praktek prostitusi yang dilakukan kalangan remaja yang sudah umum
diperdengarkan “cabe-cabean”, tidak hanya aksi liar geng motor di kawasan umum
yang mengganggu masyarakat, tidak hanya sikap-sikap yang menyalahi moral
Pancasila yang dilakukan para remaja dalam hubungan berpacaran mereka yang
melampaui batas dan tidak sedikit diantara mereka adalah kalangan pelajar,
tidak hanya itu dan masih banyak lagi. Bukankah ini sudah keterlaluan, di dunia
remaja tidak ada bedanya kenakalan remaja yang dilakukan antara laki-laki
maupun perempuan, terpelajar maupun tidak terpelajar. Belum lagi masalah
narkoba yang menghantui kaum muda, kebiasaan-kebiasan buruk yang ditiru dari
orang dewasa seperti menonton video porno, merokok, minum-minuman beralkohol
dan baru-baru ini kabar tentang diuploadnya iklan “pesta bikini” di Youtube
dalam rangka merayakan kelulusan mereka yang tidak lain adalah pelajar-pelajar
SMA Indonesia sendiri. Apa yang membuat generasi muda menjadi seperti ini.
Dimana budaya ketimuran kita ? Dimana nilai-nilai luhur kita ? Dimana Pancasila
? Siapa yang memiliki tanggung jawab untuk ini ?
2.
Bagi para kaum muda saat ini,
Pancasila hanyalah pemikiran orang dewasa yang membosankan dan harus dipatuhi.
Pancasila hanyalah sebuah simbol yang di pasang diantara wajah presiden dan wakil
presiden yang hanya akan ada di lembaga-lembaga resmi seperti sekolah dan tidak
akan ada di alun-alun kota, supermarket. mall ataupun dirumahnya sendiri yang
merupakan tempat favorit mereka. Lalu ditempatkan dimana Pancasila sebenarnya.
Garuda di dadaku, yang terbayang oleh anak remaja seumuran SMP hanyalah simbol
dada yang tidak dimengerti benar artinya dan jika bertanya anak SMA adalah
sebuah film sepak bola atau seragam TIMNAS favoritnya saja. Bukan makna dari
Garuda atau Pancasila itu sendiri.
Remaja saat ini mayoritas tidak
mengetahui secara benar isi kandungan Pancasila bahkan tidak mengerti bagaimana
contoh-contoh penerapanya. Namun pernahkah disadari kenakalan yang dilakukan
para remaja selain adalah tanggung jawab remaja itu sendiri tapi juga
orang-orang disekitar mereka yang tidak lain adalah orang dewasa serta
tokoh-tokoh masyarakat. Bagaimana kaum muda bisa menerapkan Pancasila bila kaum
dewasanya sendiri banyak melakukan kenakalan ? seperti korupsi, prostitusi
online, perselingkuhan, tindakan kriminal, pedofilia, uang palsu, penyalah
gunaan kekuasaan dan masih banyak lagi yang terekam di mata kaum muda. Para
orang dewasalah yang seharusnya menjadi contoh dalam pengamalan Pancasila.
Orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah itulah yang menjadi sasaran teladan
kaum muda dalam mendidik budaya dan menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Orang tua yang memiliki tanggung
jawab pada anak harus bersikap tegas dalam menjaga kaum muda agar tidak
terjerumus dalam kenakalan remaja. Masyarakat sebagai media sosialisasi dan
tempat observasi dalam pembentukan prilaku generasi muda harus memiliki
tanggung jawab dalam aktivitasnya ditengah kalangan kaum muda. Orang
mengatakan apakah seorang anak itu dikatakan nakal atau tidak berbeda-beda
pendapat. Ada yang mengatakan bahwa anak yang keras kepala, tidak patuh dengan
orang tua, sering bertengkar atau berkelahi, suka menyakiti dan mengganggu
orang lain, mencuri, melakukan hal-hal yang terlarang, malas sekolah, tidak mau
belajar dan sebagainya adalah nakal. Kenakalan remaja terdapat dalam setiap
masyarakat, hanya yang berbeda adalah berapa besar tingkat kenakalan remaja itu
di kalangan remaja itu sendiri.
3.
Di negara kita persoalan ini diduga
sangat menarik perhatian, kita mendengar remaja belasan tahun berbuat jahat,
mengganggu kepentingan masyarakat tidak menghormati orang tua dan guru. Mereka
melakukan perbuatan-perbuatan yang cukup mengganggu ketentraman umum. Misalnya
merokok, ngebut-ngebutan, berkelahi, minum-minuman keras, main wanita dan
sebagainya. Terjadinya kenakalan remaja dan
lunturnya rasa hormat terhadap orang dewasa atau sesama
manusia. Namun sebenarnya semua itu berawal dari budaya masyarakat sendiri
dalam memberi contoh yang salah kepada kaum muda untuk melakukanya. Maka budaya
masyarakat juga mampu menghilangkan nilai-nilai Pancasila bukan karena kaum
muda itu sendiri. Dan saya berani katakan orang dewasa bisa jadi juga telah
lepas dari pedoman Pancasila, alasanya tidak hanya kaum muda yang memiliki
kenakalan tapi orang dewasa juga memiliki kenakalan. Demikian fenomena budaya
yang terjadi dikalangan masyarakat saat ini, terlihat bahwa bobroknya moral
sudah kritis. Dan cara menghadapi fenomena tidak lain kembali ke Pancasila.
Alasan kenapa harus Pancasila ?
Pancasila terlahir pada tanggal 18 Agustus 1945 dari para founding fathers
terdahulu yang mengerti benar pedoman terbaik pada diri Bangsa Indonesia. Jika
kita melupakan Pancasila, kita bukan lagi Bangsa Indonesia tetapi hanya sekedar
refleksi dari negara-negara lain dan bukan apa-apa hanya bayangan negara-negara
lain yang membawa ideology mereka semata.
Lalu bagaimana cara mengatasi ini
semua ? semua kembali ke Pancasila. Dengan Pancasila tidak akan ada lagi yang
namanya kenakalan remaja, tidak akan ada lagi krisis moral dikalangan generasi
muda, tidak akan ada lagi dampak negatif globalisasi, tidak akan ada bedanya
lagi karakter terpelajar atau pun tidak, tidak akan ada lagi budaya-budaya
negatif di Indonesia karena Pancasila yang akan mengarahkan kebudayaan kita
pada tujuan dan memberikan dimensi manusiawi, memfilter dampak-dampak dari luar
dan memberi kependidikan terhadap seluruh Bangsa Indonesia termasuk generasi
muda.
4.
Dengan kata lain Pancasila lah kunci
dari benteng bangsa, tameng yang menangkal hal-hal negatif dari luar dan pedang
untuk melawan gangguan apapun terhadap Bangsa Indonesia. Dan yang terlahir
adalah generasi-generasi yang bernilaikan Pancasila yaitu generasi yang
memiliki 18 nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komuniktif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung-jawab.
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Menjalankan apa
yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang. Tapi pada kenyataanya banyak sekali fenomena-fenomena di masyarakat
yang sama sekali tidak mencerminkan nilai religius, seperti tidak melaksanakan
ibadah sholat lima waktu bagi kaum muslim,, meminum-minuman keras, berjudi dan
prostitusi. Istilahnya orang muslim yang tidak menjalankan apa yang diperintah
dan menjauhi apa yang dilarang dan hanya membawa status warga Negara yang
beragamakan Islam “Islam KTP”. Dan di kalangan remaja sendiri tidak sedikit
dari mereka yang terbiasa dan tidak sadar
melanggar syariat agama , seperti bersentuhan yang bukan muhrim,
berkata-kata kotor, hura-hura, berpacaran sampai melampaui batas wajar yang
notabene dari itu semua dilakukan oleh pelajar.
Jujur adalah perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Dengan melakukan kejujuran
hidup seakan tidak ada beban dan juga banyak yang menyukai kita. Di kalangan
masyarakat, orang yang mempunyai nilai jujur seperti sebuah berlian yang sulit
sekali didapat bahkan ada pandangan di zaman ini orang yang jujur akan mudah
tertindas, orang jujur akan mudah ditipu dalam roda kehidupan saat ini.
Sedangkan dikalangan remaja, jujur seperti sebuah nilai yang dilarang, misalnya
peserta didik yang bersikap jujur saat ujian akan disikapi dengan buruk oleh
teman-temanya.
5.
Berbeda dengan peserta didik yang
berbuat curang, menyontek, membawa catatan, membawa HP dan berkerja sama saat
ujian malah disikapi dengan baik. Hal-hal seperti itu sudah menjamur dikalangan
pelajar.
Toleransi adalah sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya. Dengan toleransi tidak mungkin terjadi perpecahan baik suku, ras, agama, dan
golongan. Indonesia memiliki beragam-ragam perbedaan tetapi tetap satu
kesatuan. Dan perbedaan pendapat itu wajar tetapi jangan disikapi dengan
kekerasan. Tidak sedikit yang telah terjadi bila bentrok antar desa yang
berseteru karena hal sepele karena tidak ada sikap toleransi diantara mereka
yang memiliki perbedaan. Di kalangan kaum muda sudah sering terjadi demonstrasi
anarkis yang dilakukan santri untuk memberantas ajaran bit’ah, haram, melanggar
dan sebagainya pada ajaran agama Islam. Tanpa toleransi dan musyawarah
bertindak anarkis terhadap golongan lain yang berbeda ajaran..
Disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Dengan hidup disiplin, hidup terasa teratur dan tidak tergesa-gesa dalam
menjalankan aktifitas. Pada zaman sekarang ini sudah ada istilah untuk warga
Indonesia yang tidak disiplin waktu, biasa disebut “jam karet”. Sebuatan “jam
karet” karena sering kali sikap orang-orang Indonesia yang molor dan tidak
sesuai jadwal yang ditentukan. Para peserta didik dalam kebiasaanya terlambat
masuk sekolah dengan berbagai alasan juga merupakan sikap yang tidak mengikuti
nilai disiplin. Dan seharusnya untuk para pemuda harapan bangsa wajib memiliki
nilai kedisiplinan, karena sangat penting pada pembentukan sikap dan masa depan
bangsa dan negara.
Kerja keras adalah perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kerja keras merupakan
salah satu alat untuk menghadapi tantangan. Sehingga kita tidak mudah putus
asa.
6.
Melihat dari kehidupan para remaja
saat ini di masa perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kehidupan yang
serba instan membuat para remaja menjadi generasi-generasi yang pemalas dan
terbiasa hidup dalam kenyamanan. Apa lagi dalam menghadapi era globalisasi serta
menghadapi persaingan masyarakat ekonomi asean atau MEA, nilai kerja keras
sangat penting untuk dipergunakan dalam persaingan kerja.
Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki. Kreatif juga
dapat memunculkan ide-ide kita dan mudah mencari pekerjaan bahakan uang. Di
zaman yang memberi kehidupan serba ada dan mudah mendapatkan apapun
menghentikan pengembangan kreatifitas para kaum muda saat ini.
Mandiri adalah sikap dan prilaku
yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas,
dengan sikap mandiri kita akan terlatih lebih kreatif dalam melakukan
pekerjaan.
Demokratis adalah cara berfikir,
bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain. Dimana demokrasi berisikan kebebasan tapi di dalam kebebasan tersebut
terdapat hak dan kewajiban. Sehingga tidak sebas- bebasnya, tapi ada batasannya
atau bebas yang bertanggung jawab.
Rasa ingin tahu adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Karena manusia diberi akal atau
pikiran, nafsu, hati nurani sehingga manusia merasa kurang puas. Semangat
kebangsa adalah cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Misalnya ikut dalam kerja bakti untuk membersihkan selokan meskipun kita ada
keperluan yang tidak penting.
Cinta tanah air adalah cara
berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsanya. Cinta tanah air juga bisa dikatan
rasa nasionalisme.
7.
Misalnya, cinta produk dalam negeri.
Menghargai prestasi adalah sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat atau komuniktif adalah tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berinteraksi, bergaul, berpendapat dan
bekerjasama dengan orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menjalin kerjasama
dengan siapapun.
Cinta damai adalah sikap, perkataan
dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya. Dunia serasa indah dengan adanya kedamain dan tidak ada perusakan atau
permusuhan di muka bumi.
Gemar membaca adalah kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya. Dengan membaca kita bisa memprediksi dan juga menambah wawasan.
Peduli lingkungan adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi. Dengan kita peduli terhadap lingkungan maka kita juga akan di
hormati dengan alam atau lingkungan. Tidak terjadi banyak bencana alam. Tetapi
pada saat ini, belum ada kepedulian lingkungan di tataran yang lebih besar
seperti Indonesia. Di jalan raya, tempat-tempat umum, dan sekolah seperti
sebuah pandangan yang umum seorang remaja yang membuang sampah seenaknya.
Peduli sosial adalah sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Karena manusia adalah makhluk sosial , dimana kita saling
membutuhkan satu sama lain. Sehingga tidak akan ada penerapan sikap egois dan
hanya memikirkan diri sendiri.
8.
Tanggung-jawab adalah sikap dan
perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
YME.
Dari delapan belas nilai diatas dapat disimpulkan nilai-nilai
pada pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah jabaran dari kandungan
nilai-nilai Pancasila yang harus
dipahami, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari - hari.
Daftar
Pustaka
Bakry,
Noor, MS. 2001. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty
Paulus,
wahana.1993. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius
Sunoto.
2003. Mengenal Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Hanindita Grahawidya
9.
Sports Betting - Mapyro
BalasHapusBet the casinosites.one moneyline from 1:25 PM to 11:00 PM. See more. 출장마사지 MapYO Sportsbook wooricasinos.info features https://septcasino.com/review/merit-casino/ live odds, live streaming, and detailed information. https://tricktactoe.com/