LAPORAN PRAKTIKUM KOLOID
SMA NEGERI 02 BATU
(STATE
SENIOR HIGH SCHOOL)
Jl.
Hasanudin Junrejo Batu Telp./Fax. (0341) 465454
email : smanduabatu@gmail.com – website : www.sman2batu.sch.id
OLEH :
Apriliya Ayu
S.
Mada Karipura
Yuliana
Mauluddyah
XI MIA 2
Koloid Es Krim
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid
baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa
dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita
lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta
perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan
di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu
karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan
koloid.
Melalui penjelasan di atas menyampaikan bahwa
betapa pentingnya memepelajari koloid, baik dalam sifat-sifat koloid serta
mengetahui cara pembuatan-pembuatan koloid. misalnya saja dalam industri cat,
keramik, plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun, detergen, gel,dan
sejumlah besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah yang mendasari
mengapa perlu mempelajari sistem koloid. dan memang untuk mempelajari cukup
mudah namun, dibutuhkan ketelitian untuk mencapai hasil yang baik dan
dibutuhkan kinerja yang baik pula.
Oleh karena itu sangat penting dilakukannya praktikum
mengenai sistem koloid ini mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu
erat dengan hidup dan kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam
pengaplikasilainnya. Dalam mempelajari dan melakukan percobaan ini,
diharapkan praktikan dapat memahami arti penting dari kegunaan koloid yang amat
sering dijumpai terutama dalam bentuk produk-produk industri yang telah ada.
B. Dasar Teori
a. Sistem Koloid
Adalah campuran homogen dan campuran heterogen. Diameter partikel koloid
lebih besar daripada partikel larutan sejati tetapi lebih kecil daripada
partikel suspensi kasar. Partikel koloid
mempunyai diameter lebih besar daripada 10-7 cm dan lebih kecil 10-5
cm atau antara 1 – 100 nm (1 nm = 10-9 m = 10-7 cm).
Partikel koloid dapat menembus pori – pori kertas saring tetapi tidak dapat
menembus selaput semipermeabel.
Perbedaan larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi :
No
|
Larutan Sejati
|
Sistem Koloid
|
Suspensi
|
1
|
Diameter < 10-7
cm
|
10-7 – 10-5
cm
|
>10-5 cm
|
2
|
Satu fase
|
Dua fase
|
Dua fase
|
3
|
Jernih
|
Agak Keruh
|
Keruh
|
4
|
Homogen
|
Antara Homogen dan
Heterogen
|
Heterogen
|
5
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring
|
Dapat disaring
|
6
|
Tidak mengendap
|
Sukar mengendap
|
Mudah mengendap
|
7
|
Stabil
|
Relatif stabil
|
Tidak stabil
|
8
|
Amikron
|
Submikron
|
Mikron
|
Macam
– macam sistem koloid :
Fase Terdispersi
|
Medium Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
Gas
|
Cair
|
Busa , Buih
|
Krim, Busa Sabun
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu Apung, Karet Busa
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut, Awan
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu, Scot Emulsion
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi Padat
|
Keju, Mentega
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol Padat
|
Asap, Debu
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Cat, Kanji, Tinta
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Intan, Kaca berwarna
paduan logam (Alloy)
|
Koloid
memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung darifase zat pendispersi dan
zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
1. Aerosol
Aerosol
yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat
terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang
memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu
dalam udara).
2. Sol
Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air
sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
3. Emulsi
Emulsi
adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair
yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu,
lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak
bumi.
Untuk membentuk emulsi
digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh
kedua zat cair tersebut.
Contoh : sabun untuk mengemulsikan minyak dan
air;kasein sebagai emulgator pada susu.
4. Buih
Sistem Koloid dari gas yang
terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam
kebakaran, kosmetik dan lainnya).
Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek
Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang
cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall
(1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut
efek tyndall.
Efek
tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang
relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang
terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak
Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid
dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel
tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak
Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan
pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak
brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan
partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid
itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran
partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang.
Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak
partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin
kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian
pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan
dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat
(suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu
sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki
partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah
peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Sifat adsorbsi digunakan
dalam proses:
1. Pemutihan gula
tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh:
- Koloid antara obat
diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
- Koloid Fe(OH)3 akan
mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama
maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel
koloid tidak akan saling menggerombol.
- Koloid As2S3 akan
mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan
tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
4. Muatan Koloid dan
Elektroforesis
Muatan
Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena
partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika
ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan
positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda
negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh:
cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan
tujuan untuk menggumpalkan debunya.
5. Koagulasi koloid
Koagulasi
adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya
koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara
kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi koloid merupakan
penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air
yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor-faktor yang
menyebabkan koagulasi:
§ Perubahan suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan
ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran
koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami
koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan
pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan
elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh:
§ susu + sirup
masam —> menggumpal
§ lumpur +
tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam
koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang
bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan
negatif.
6. Koloid Liofil dan Koloid
Liofob
- Koloid Liofil
Koloid
Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid
Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni
pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
7. Emulasi
Emulasi
adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam
koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid
stabil.
Contoh: susu merupakan
emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier.
8. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang
harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta,
cat.
Untuk itu digunakan koloid
lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain
ini disebut koloid pelindung.
Contoh: gelatin pada sol
Fe(OH)3.
b. Untuk koloid yang
berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada
kedua cairan yang membentuk emulsi
Contoh: sabun deterjen
sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air.
9. Pemurnian Koloid
Untuk
memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan
ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya
dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul
koloid.Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion.
Kantong koloid dimasukkan
ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar
dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses
dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang
disebut elektro dialisis.
Proses
pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses
dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus
menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga
dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
10. Koloid Pelindung
Koloid
pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses
koagulasi.
11. Dialisis
Dialisis
ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui
membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable
ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid
dan cairan akan berpisah.
12. Koloid liofol dan
liofob
Berdasarkan
sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, kita
mengenal dua macam koloid :
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
C. Alat dan Bahan
1.
Panci alumunium/stainless
2.
Pengocok telur/mixer
3.
Pemanas/kompor
4.
Lemari es
5.
Bongkahan Es
6.
Termos Es
7.
Susu 1 liter
8.
Telur 6 butir
9.
Gula pasir ½ kg
10.
Vanili 1 sdm
11.
Garam
12.
Pasta Cokelat
D. Cara kerja
-
Susu dan
vanili yang dituang diatas panci alumunium dipanaskan diatas kompor (api)
-
Telur ayam
dikocok dengan gula sampai putih berbusa atau sampai dibalik tidak tumpah lalu
tambahkan satu gelas air susu panas terus diaduk sampai homogen (menyatu
merata).
-
Campuran
adonan dimasukan dalam sisa susu yang masih panas, lalu diletakan diatas api
sambil diaduk- aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari
api, jangan tunggu sampai mendidih.
-
Adonan yang
sudah diangkat biarkan sampai dingin sambil diaduk.
- Adonan dibagi menjadi 2 untuk diberi rasa
masing - masing
-
Adonan yang
sudah dingin lalu masukan ke dalam freezer, kemudian lemari es ditutup.
-
Tiap setengah
jam sekali adonan eskrim harus diaduk merat menggunakan mixe supaya esnya tidak
kasar kemudian masukan lagi dalam freezer, minimal 4 kali pengocokan.
-
Setelah
semuanya selesai, eskrim siap disimpan di wadah stainless, dan disimpan kembali
didalam termos.
- Es krim pun siap dijual
E. Hasil Percobaan
Dari
hasil percobaan yang kami lakukan, kami mengalami sedikit kendala, yakni pada
proses pengadukan yang terhambat oleh mixer yang rusak. Secara keseluruhan,
semua berjalan dengan lancar dan eskrimpun terasa enak.
F. Pembahasan
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk
campuran (sistem
dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi
dan gel. Sifat-sifat sistem koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik,
kestabilan koloid, koloid liofil dan liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan
menjadi 2 yaitu dengan cara kondensi dan dispepersi. Komponen penyusun koloid
dibedakan menjadi 2 yaitu fase kontinyu dan fase diskontinyu. Bentuk- bentuk
sistem koloid antara lain bulatan, batang, serat dam piringan. Kegunaan sistem
koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang industri, makanan,
kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
G. Kesimpulan
Dapat
disimpulkan dari kegiatan penelitian tingkat kelembutan es krim dan pembuatan
es krim, yaitu :
1.
Susu termasuk
koloid, dengan fase terdispersi dan medium pendispersi adalah zat cair , dengan
nama koloid emulsi
2.
Cara memilih
susu yang baik untuk es krim adalah susu murni segar perahan dari sapi.
3.
Tingkat
kelembutan es krim dapat dilihat dari tingkat kandungan lemak pada susu yang
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan es krim.
4.
Semakin tinggi
kandungan lemak pada susu, semakin lembut es krim yang dihasilkan.
5.
Semakin rendah
kandungan lemak pada susu, semakin kasar es krim yang dihasilkan dan terasa
lebih dingin.
Pemasaran
Produk
Target pembeli :
ibu – ibu dan anak – anak.
Tempat pemasaran :
Desa Beji
Modal :
Rp36.000,00
Penjualan :
@Rp2000,00
Jumlah produk :
26 x Rp2000,00 = Rp52.000,00
Keuntungan :
Rp16.000,00
DAFTAR PUSTAKA
3. ___.(online). http://sistemkoloid11.blogspot.com/
0 Response to " LAPORAN PRAKTIKUM KOLOID"
Posting Komentar